Agama-agama yang terdapat dalam masyarakat
primitif adalah dinamisme, animisme, politeisme dan henoteisme.
1. Dinamisme adalah
kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius..Dalam faham ini ada benda-benda tertentu yang dianggap mempunyai
kekuatan gaib yang berpengaruh pada kehidupan manusia sehari-hari. Kekuatan
gaib itu ada yang bersifat baik dan ada pula yang bersifat jahat. Benda yang
dianggap mempunyai kekuatan gaib yang bersifat baik, disenangi dan dipakai
bahkan dimakan agar orang yang memakannya senantiasa dipelihara dan dilindungi oleh
kekuatan gaib yang ada di dalamnya. Kekuatan gaib itu disebut mana yang
dalam Bahasa Indonesia disebut tuah atau sakti.
Dalam masyarakat
Indonesia ada orang yang masih menghargai barang-barang yang dianggap bertuah
atau sakti, misalnya keris, batu dan cincin yang apabila dipakai akan
terpelihara dari penyakit, kecelakaan, bencana dll. Semakin banyak mana yang
dimiliki oleh sebuah benda maka semakin jauh orang dari bahaya dan selamatlah
dia dalam hidupnya, kehilangan mana berarti maut. Sedangkan benda yang
mempunyai kekuatan gaib yang bersifat jahat banyak ditakuti oleh orang, oleh
karena itu dijauhi.
2. Animisme adalah
agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang beryawa maupun tidak
bernyawa mempunyai roh. Roh
ada yang baik dan ada pula yang jahat.
Kepada roh yang baik senantiasa
dijaga hubungan baiknya dan dihormati dengan cara senantiasa membuat roh-roh
baik itu agar merasa senang yaitu dengan mengadakan dan memberika sesajen,
sebagai makanannya dalam bentuk binatang, makanan, kembang dan lainnya agar
roh-roh itu merasa senang. Roh nenek moyang juga merupakan roh yang dihormati
dan ditakuti. Jika roh-roh itu merasa senang dipercayai dapat menyelamatkan
hidupnya dan terhindar dari segala malapetaka.
3. Politeisme adalah
kepercayaan kepada dewa-dewa.
Politeisme adalah kepercayaan pada dewa-dewa. Bahwa hal-hal yang menyebabkan
taajub dan dahsyat bukan lagi dikuasai oleh roh-roh akan tetapi oleh para dewa.
Dewa-dewa dalam politeisme
dipercayai masing-masing memiliki tugas tertentu. Ada dewa yang bertugas
menyinarkan cahaya ke permukaan bumi, yang dalam agama Mesir kuno disebut Ra,
dalam agama India kuno disebut Surya, dan dalam agama Persia kuno
disebut Mithra. Sedangkan dewa yang bertugas menurunkan hujan yang
diberi nama Indera dalam agama India kuno dan Donnar dalam agama
Jerman kuno. Ada pula dewa yang bertugas mengatur angin yang disebut Wata dalam
agama India kuno dan Wotan dalam agama Jerman kuno. Tujuan beragama dalam politeisme bukan hanya
memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah
dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang
bersangkutan.
4. Henoteisme adalah
paham tuhan nasional. Paham yang serupa terdapat dalam perkembangan keagamaan
masyarakat yahudi.
Henoteisme adalah mempercayai satu Tuhan untuk satu bangsa dan bangsa-bangsa
lain memiliki tuhannya sendiri-sendiri. Henoteisme mengandung faham tuhan
nasional.
Faham yang serupa ini terdapat
dalam perkembangan faham keagamaan masyarakat Yahudi. Yahweh pada akhirnya
mengalahkan dewa-dewa yang lainnya, sehingga Yahweh menjadi tuhan nasional
bangsa Yahudi.
Dalam
masyarakat yang sudah maju agama yang dianut bukan lagi dinamisme, animisme,
politeisme dan henoteisme akan tetapi Monoteisme
5. Monotheisme adalah
faham yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal, yang sangat ketat menjaga
jarak dengan ciptaanNya. Agama
monoteisme, yaitu agama tauhid. Dasar ajaran agama monoteisme adalah tuhan
satu, Tuhan Maha Esa, dengan demikian tuhan tidak lagi merupakan tuhan nasional
akan tetapi tuhan internasional, tuhan semua bangsa di dunia ini dan bahkan
Tuhan Alam Semesta.
Disinilah Islam mengambil posisi sebagai agama
tauhid yang hanya mengakui adanya satu tuhan yaitu Allah SWT. yang merupakan
inti dari ajaran Agama Islam yang terumuskan dalam kalimat tauhid Laa ilaaha
illallah. Dan keyakinan atau keimanan yang merupakan pengembangan dari
kalimat tauhid di atas s
0 komentar:
Posting Komentar