Senin, 19 November 2012

hakikat cinta menurut islam


HAKIKAT CINTA
Assalamualaikum Wr Wb
            Puji syukur kehadirat Allah Swt yang senantiasa memberikan rahmat kepada kita semua sehingga saat ini kita dapat bertemu di kelas kita tercinta ini…
            Teman – temanku sekalian tema yang akan saya bawakan adalah mengenai cinta..
Apakah itu cinta?
 Pasti banyak yang menafsirkan bahwa cinta adalah perasaan antara orang yang berlainan jenis.
Setiap orang berhak menafsirkan ari cinta namun apakah arti cinta sebenarnya????

            Makna  Cinta
In English we say LOVE
Di Indonesia dibilangnya Cinta
Di Arab disebut Al Hub
Cinta berasal dari kata al mahabbah (kasih sayang) yang makna aslinya bening dan bersih. Cinta adalah fitrah yang diturunkan Allah ke dalam hati para hambanya.
            Gejala Cinta
Dengan cinta kita dapat menolong , mengasihi dan peduli terhadap sesama, baik sesama keluarga, teman dan sekitar. biasanya gejalanya adalah rasa simpatik, kagum, berharap, takut, rela berkorban dan selalu ingat kepada yang dicintainya. Sebaiknya hal tersebut diprioritaskan hanya kepada Allah.  Karena sebagai hamba ciptaannya yang selalu bersyukur dan kagum atas kebesaran, keagungan, dan kekuasaan Allah, mengharapkan cinta Allah, rahmat, keridhaan dan keampunan-Nya, rela dan menerima ketentuan allah sepenuhnya, takut kepada Allah serta selalu mengingat Allah “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (Q.S. 2: 152).  Namun ada pula yang tidak dapat menempatkan cintanya sesuai posisi.
            Tingkatan Cinta
Ø  Prioritas Cinta Tertinggi
Ø  Prioritas Cinta Menengah
Ø  Prioritas Cinta Terendah
Prioritas Cinta Tertinggi
Sesungguhnya kecintaan tertinggi hanya patut dipersembahkan untuk Allah Swt, rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya.
Seseorang yang beriman harus menempatkan Allah dalam posisi tertinggi cintanya sebagai konsekuensi atas syahadah yang dilakukannya.  Mreka juga harus memiliki kecintaan yang sangat besar hanya kepada Allah seperti yang dilukiskan dalam Q.S. Al Baqarah 165 ” Dan diantara manusia ada yang menyembah  tandingan – tandinagn selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, Adapun orang – orang yang beriman itu sangat cintanya kepada Allah.”
Rasa cinta kepada Allah muncul karena kesadaran telah menerima anugerah dan nikmat yang besar dari-Nya, kesadaran betapa kasih sayang yang besar dari Allah melingkupi detik –detik kehidupan kita, Allahlah sumber segala kebaikan dan nikmat yang kita peroleh.
Prioritas Cinta Menengah
Cinta dengan prioritas menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat.. Cinta yang timbul dari perasaan seseorangyang terikat hubungan dengan orang yang dicintainya dengan ikatan akidah, kekeluargaan, kekerabatan atau persahabatan. Yang demikian termasuk cinta kedua setelah mencintai Allah, Rasulullah dan berjihaad di jalan Allah. cinta tersebut baik untuk kemashlahatan individu dana keluarga pada khususnya serta kemashlahatan bangsa dan kemanusiaan  pada umumnya.  Rasulullah bersabda “Tidaklah sempurna iman seseeorang diantara kalian hingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”(H.R. Bukhari dan Muslim).
Prioritas Cinta Terendah
Cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat melebihi cintanya kepada Allah. Itulah yang di maksud dari prioritas cinta terendah.
Cinta terhadap lawan jenis atau yang kita kenal dengan istilah going steady (pacaran) sebenarnya tidak terdapat   Al Quran, Al Hadits maupun rujukan islam lain. Yang ada adalah larangan mendekati zina.
Pacaran yang diikenal saat ini adalah hubungan antara lawan jenis  yang bukan mahramnya tanpa ikatan nikah. dan didalam hubungan tersebut terdapat hal – hal yang mendekati zina seperti berpegangan tangan, berduaan, saling memandang, berciuman dan lain sebagainya). “dan janganlah kamu mendekati zina , sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (Q.S 17:32).
Maka dari itu bagi mereka yang belum menikah sebaiknya berpuasa agar lebih menjaga dirinya. “ wahai generasi muda , barang siapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan hendaklah menikah. karena sesunggunya pernikahan itu dapat menundukan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu maka hendaklah berpuasa.Karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu.” (H.R, Bukhari Muslim, Ibnu Majjah, dan Tarmidzi).

0 komentar:

Posting Komentar